Senin, 23 Mei 2011

Adat kota Sukoharjo

Upacara Sumpah Pemuda Pakai Pakaian Adat


Siswa SD peringati HSP bentangkan bendera merah putih 12 meter
Sukoharjo wesben.com – Pemkab Sukoharjo juga melaksanakan upacara hari Sumpah Pemuda ke 82. kali ini yang sedikit berbeda, sejumlah peserta upacara mengenakan pakaian adat dari seluruh daerah se Indonesia.
Selain itu puluhan anak SD Sukoharjo 2 juga mengelar upacara dengan menggunakan bendera raksasa berukuran 12 meter di halaman sekolah. Inspektur upacara, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyatakan kebanggaannya dan terharu saat melihat sekitar  200 dari 500 an peserta upacara tersebut mengenakan pakaian adat. Bahkan diakhir  upacara Bupati langsung menyalami peserta upacara tersebut satu persatu. “Saya bangga dan saya berharap semangat sumpah pemuda juga muncul di Sukoharjo. Kita bangun Sukoharjo bersama-sama,” tandas Wardoyo.
Sementara itu upacara sederhana yang digelar di SPD Sukoharjo 2 berlangsung dengan khidmat. Saat itu hanya dilakukan doa bersama dan menyanyikan lagu perjuangan. Upacara pun dilakukan mengelilingi bendera raksasa yang dibentangkan. (nindya)

pendidikan kota sukoharjo

PENDFIDIKAN KOTA SUKOHARJO

MBE SUKOHARJO TETAP BERKIBAR, PSM MIN JETIS SUKOHARJO JADI RUJUKAN NASIONAL

Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menerapkan kebijakan Sekolah Gratis. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan mematikan Peran Serta Masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Sukoharjo, terutama pada sekolah-sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan. Logikanya, masyarakat akan berpaling ke sekolah-sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan, karena bebas dari biaya.

Tetapi tidak demikian dengan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo, salah satu eks sekolah mitra MBE di Kabupaten Sukoharjo. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MIN Jetis, justru meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal peran komite sekolah cukup besar. Mereka sangat konsisten untuk tetap menigkatkan Peran Serta Masyarakat terhadap mutu pendidikan di MIN Jetis, di tengah-tengah gencarnya isu pendidikan gratis di Kabupaten Sukoharjo.

Hal ini harus mereka lakukan, karena bantuan dari Depag relatif kecil. Peran Serta Masyarakat terwujud dalam: proses pembelajaran (nara sumber), penyusunan kurikulum, peningkatan pengadaan prasarana dan sarana pendidikan, ketenagaan, ketertiban dan keamanan sekolah, serta pendanaan sekolah.

Tidak heran, apabila MIN Jetis akan dijadikan rujukan nasional dalam hal Peran Serta Masyarakat. Proses ini sedang berjalan, menyusul kunjungan Pak Widyo Trihanadi, Staf Ahli Mendiknas Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan, pada 19 April 2008 dalam rangka Kajian Pertisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. 

Sekilas Persiapan RSBI SMA Negeri 1 Sukoharjo
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Pelaksanaan program RSBI merupakan tantangan yang tidak ringan yang harus  dijawab oleh sekolah yang ditunjuk. Begitu juga dengan SMAN 1 Sukoharjo, sekolah yang memiliki banyak prestasi ini dalam lima tahun ke depan akan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga bertaraf internasional, tentu merupakan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran ekstrakeras. Semua komponen sekolah dengan manajemen kepala sekolah secara bersama-sama telah mulai melakukan pembenahan. Pelatihan bahasa Inggris dan ICT adalah menu pokok guru-guru SMAN 1 Sukoharjo. Kelas dengan ruang ber-AC yang dilengkapi dengan komputer dan LCD juga merupakan keharusan yang harus disiapkan.
Gambaran sederhana pelaksanaan RSBI adalah sekolah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan kurikulum adaptif dengan pendekatan multi metoda, multi media dan berbasis ICT, juga menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia (bilingual) sebagai pengantar.
Berikut merupakan sekilas dasar pemikiran, mutu lulusan yang dikehendaki, program yang akan dilaksanakan dan hal lain yang berkaitan dengan persiapan SMAN 1 Sukoharjo menjelang pelaksanaan RSBI.

Prasyarat RSBI
1. Kurikulum Nasional (modifikasi)
2. Wajib mengikuti UN
3. Ujian Internasional (optional)
4. Proses Pembelajaran dan Manajemen (standar internasional)
5. Berbasis pada kultur Indonesia
6. Tidak eksklusif (semua aspek dikembangkan)
7. Merit sistem dalam penerimaan siswa (akses untuk siswa miskin setara)
Mutu Keluaran RSBI yang dikehendaki
Standar kompetensi lulusan yang mampu bersaing di level internasional. Dengan indikator pencapaian :
  • Siswa yang mempunyai integritas moral yang tinggi, beragama, jujur, pemecah masalah, mampu mengidentifikasi, mendifinisikan, dan menganalisa persoalan, mampu menformulasikan alternatif-alternatif pemecahan dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai hidup, mampu membuat pilihan yang tepat dari alternatif-alternatif tersebut dan kemudian mengembangkan strategi untuk pelaksanaan dan penilaian dari hasil pilihan tertsebut
  • Pembelajar sepanjang hidup yang mandiri yang diperlihatkan dengan kemampuan mencari, mengorganisasikan dan memproses informasi untuk kepentingan kini dan nanti.
  • Lulusan RSBI harus mempunyai pribadi yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan yang ditunjukkan dengan kesediaan menerima tugas, menentukan standar dan strategi yang tepat menyelesaikan tugas tersebut, juga secara konsisten bekerja menyelesaikan tugas tersebut, sert mampu mempertanggungjawabkan hasilnya.
  • Lulusan RSBI diharapkan juga bisa menjadi pemikir yang kreatif, siswa yang berani berspekulasi dengan meneliti dan mensintesakan cara-cara yang belum pernah dicoba untuk melahirkan ide baru.
  • Sebagai ciri lulusan sekolah berstandar internasional lulusan sekolah ini mampu menjadi komunikator yang efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa internasional yaitu bahasa Inggris)
  • Sekolah ini juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang memiliki pribadi yang memahami dirinya sendiri sebagai hasil dari penilaian diri terhadap kepercayaan, perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya dan hubungan dirinya dengan lingkungannya
  • Siswa tidak hanya akan dicetak menjadi pribadi yang mandiri namun juga harus mampu bekerjasama dengan orang lain baik sebagai anggota kelompok atau pemimpin kelompok
  • Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan di era global sarat dengan kompetensi ICT sehingga lulusan RSBI harus mempunyai keterampilan menggunakan sarana ICT untuk menunjang studinya.
  • Perpustakaan konvensional yang dikembangkan menjadi perpustakaan elektronik (Digital electronic) akan selalu menjadi media yang dekat dengan anak karena siswa diharapkan mempunyai kebiasaan membaca dan menulis yang baik dan sekaligus pembaca dan penulis yang baik
  • Sebagai syarat dari pemerintah bahwa setiap siswa SMA harus menempuh Ujian Nasional maka siswa RSBI harus menguasai materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan Ujian Nasional.
  • Sebagai pribadi yang harus berdampingan dalam masyarakat lulusan sekolah ini diharapkan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural
  • Wujud dari seseorang mempunyai kompetensi dan kemampuan siswa diharapkan mampu menghasilkan karya yang berkaitan dengan IPTEK, seni, sosial, atau hal positif yang lain.
PROGRAM PRIORITAS RSBI SMAN 1 Sukoharjo
1. Adaptasi kurikulum yang setaraf kurikulum Internasional
2. Pengembangan materi dan metode yang bervariasi
3. Pendampingan /outsourcing
4. Sistem Remedial Yang Terkontrol
5. Peningkatan kemampuan guru berbahasa Inggris
6. Kegiatan ekstra yang mendukung bahasa Inggris
7. Peningkatan kemampuan memecahkan soal secara mandiri
8. Peningkatan kemampuan guru mengajar dengan berbagai media
9. Kegiatan ekstra yang mendukung siswa berkarya
Dukungan dari masyarakat, pemerintah Kabupaten, pemerintah propinsi akan selalu bersinergi sehingga dambaan bahwa akan ada sekolah negeri yang terjangkau dengan sertifikasi internasional akan segera terwujud di Kota Sukoharjo.

Senin, 16 Mei 2011

kerajinan khas kota sukoharjo


kerajinan blangkon
kerajinan blangkon
BLANGKON
Sukoharjo (Soloraya Online), Kerajinan tradisional khas Jawa Blangkon kini mulai ditinggalkan masyarakat. Masyarakat sekarang mulai enggan menggunakannya. Dan jika masih ada yang menggunakan, hanyalah pada acara atau event tertentu saja.
Salah satu pengrajin Blangkon dari Desa Krajan Kecamatan Gatak sukoharjo Suyatno mengatakan, dalam sehari biasanya Suyatno mampu membuat 3 Blangkon yang tidak tentu ada yang membeli.
Namun demikian, Suyatno masih menekuni pekerjaannya tersebut karena masih merasa memiliki dan nguri-uri budaya Jawa. “saya tidak pernah memikirkan hasilnya bagaimana, yang jelas saya senang dengan pekerjaan ini karena iniadlah hidup saya sebagai orang jawa yang ikut nguri-uri budaya sendiri”tegasnya kepada Soloraya Online.
Suyatno sudah lebih dari 30 tahun menekuni sebagai perajin blangkon jawa dengan hasil yang pas pasan, yaitu hanya mampu memproduksi sehari maksimal 3 blangkon saja dengan harga kisaran Rp25 Ribu hingga Rp100 Ribu. Namun dirinya tidak pernah ngoyo  alias ngebet dalam hal pemasaran, yaitu hanya mengandalkan pemasaran tradisional yaitu berharap datangnya pemesan.
Disaat ada modal untuk biaya produksi dirinya akan memproduksi,  dan jika tidak ada modal, Suyatno, libur tidak membuat blangkon. Dirinya juga mengaku senag dengan profesinya, karena baginya blangkonmempunyai filsafah tersendiri.
”profesi ini saya tekuni sejak 30 tahun yang lalu hingga sekarang karena memang sayasenang. Sebenarnya banyak pejabt mulai dari pak harto prresiden hingga harmoiko sering membeli produk kami ketika saat itu mereka menjabat” pungkasnya
Digambarkan blangkon dengan bentuk lipatan menutup kepala dan dibelakangnya terapat benjolan memiliki arti, halus di depan dan mbendol di belakang. Artinya sebagai manusia harus bisa menyembunyikan atau meminimalisasi nafsu ambisi karena itu tidak baik. Menurutnya hidup yang wajar seadanya sopan halus di depan seperti blangkon karena rejeki sudah ada yang mengaturnya.( SO/Putra Kurnawan)

Tekstil - Sukoharjo


Tekstil
 Kabupaten Sukoharjo terkenal dengan nama sebutan kota tekstil karena lebih dari sepuluh perusahaan besar dan menengah bergerak di bidang tekstil telah menampung kurang lebih 61.268 orang tenaga kerja dengan jumlah produksi 545.570.000 meter per tahun, dan telah diekspor ke berbagai negara di Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Konsentrasi berbagai perusahaan tersebut terdapat di Kecamatan Grogol, Kartasura, dan Sukoharjo. Karena itu, tiga kecamatan ini cocok dijadikan klaster industri dan perdagangan. Di kecamatan lainnya tentu saja terdapat berbagai perusahaan, namun dalam jumlah yang lebih sedikit.

ADAT ISTIADAT KOTA SUKOHARJO



 ADAT KOTA SUKOHARJO

Kota Sukoharjo memiliki kebudayaan yang masih sangat kental dengan peninggalan leluhur atau pendahulu. 

masih menghargai peninggalan-peninggalan pendahulu.Misalnya makam-makam para keturunan raja yang sampai sekarang masih di abadikan dan dijadikan sebagai tempat wisata.Sebagian besar warga sekitar  mempercayai sesuatu dengan adanya tempat-tempat tersebut,
kebiasaan warga Sukoharjo selain itu mereka juga menjujung tinggi adat kebiasaan kota setempat mislnya apabila warga mempunyai hajatan ada beberapa persyaratan yang harus dilaksanakan.

Upacara Sumpah Pemuda Pakai Pakaian Adat


Siswa SD peringati HSP bentangkan bendera merah putih 12 meter
Sukoharjo wesben.com – Pemkab Sukoharjo juga melaksanakan upacara hari Sumpah Pemuda ke 82. kali ini yang sedikit berbeda, sejumlah peserta upacara mengenakan pakaian adat dari seluruh daerah se Indonesia.
Selain itu puluhan anak SD Sukoharjo 2 juga mengelar upacara dengan menggunakan bendera raksasa berukuran 12 meter di halaman sekolah. Inspektur upacara, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyatakan kebanggaannya dan terharu saat melihat sekitar  200 dari 500 an peserta upacara tersebut mengenakan pakaian adat. Bahkan diakhir  upacara Bupati langsung menyalami peserta upacara tersebut satu persatu. “Saya bangga dan saya berharap semangat sumpah pemuda juga muncul di Sukoharjo. Kita bangun Sukoharjo bersama-sama,” tandas Wardoyo.
Sementara itu upacara sederhana yang digelar di SPD Sukoharjo 2 berlangsung dengan khidmat. Saat itu hanya dilakukan doa bersama dan menyanyikan lagu perjuangan. Upacara pun dilakukan mengelilingi bendera raksasa yang dibentangkan. (nindya)


PENDFIDIKAN KOTA SUKOHARJO
MBE SUKOHARJO TETAP BERKIBAR, PSM MIN JETIS SUKOHARJO JADI RUJUKAN NASIONAL

Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menerapkan kebijakan Sekolah Gratis. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan mematikan Peran Serta Masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Sukoharjo, terutama pada sekolah-sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan. Logikanya, masyarakat akan berpaling ke sekolah-sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan, karena bebas dari biaya.

Tetapi tidak demikian dengan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo, salah satu eks sekolah mitra MBE di Kabupaten Sukoharjo. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MIN Jetis, justru meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal peran komite sekolah cukup besar. Mereka sangat konsisten untuk tetap menigkatkan Peran Serta Masyarakat terhadap mutu pendidikan di MIN Jetis, di tengah-tengah gencarnya isu pendidikan gratis di Kabupaten Sukoharjo.

Hal ini harus mereka lakukan, karena bantuan dari Depag relatif kecil. Peran Serta Masyarakat terwujud dalam: proses pembelajaran (nara sumber), penyusunan kurikulum, peningkatan pengadaan prasarana dan sarana pendidikan, ketenagaan, ketertiban dan keamanan sekolah, serta pendanaan sekolah. 

Tidak heran, apabila MIN Jetis akan dijadikan rujukan nasional dalam hal Peran Serta Masyarakat. Proses ini sedang berjalan, menyusul kunjungan Pak Widyo Trihanadi, Staf Ahli Mendiknas Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan, pada 19 April 2008 dalam rangka Kajian Pertisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. 

Sekilas Persiapan RSBI SMA Negeri 1 Sukoharjo
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Pelaksanaan program RSBI merupakan tantangan yang tidak ringan yang harus  dijawab oleh sekolah yang ditunjuk. Begitu juga dengan SMAN 1 Sukoharjo, sekolah yang memiliki banyak prestasi ini dalam lima tahun ke depan akan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga bertaraf internasional, tentu merupakan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran ekstrakeras. Semua komponen sekolah dengan manajemen kepala sekolah secara bersama-sama telah mulai melakukan pembenahan. Pelatihan bahasa Inggris dan ICT adalah menu pokok guru-guru SMAN 1 Sukoharjo. Kelas dengan ruang ber-AC yang dilengkapi dengan komputer dan LCD juga merupakan keharusan yang harus disiapkan.
Gambaran sederhana pelaksanaan RSBI adalah sekolah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan kurikulum adaptif dengan pendekatan multi metoda, multi media dan berbasis ICT, juga menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia (bilingual) sebagai pengantar.
Berikut merupakan sekilas dasar pemikiran, mutu lulusan yang dikehendaki, program yang akan dilaksanakan dan hal lain yang berkaitan dengan persiapan SMAN 1 Sukoharjo menjelang pelaksanaan RSBI.

Prasyarat RSBI
1. Kurikulum Nasional (modifikasi)
2. Wajib mengikuti UN
3. Ujian Internasional (optional)
4. Proses Pembelajaran dan Manajemen (standar internasional)
5. Berbasis pada kultur Indonesia
6. Tidak eksklusif (semua aspek dikembangkan)
7. Merit sistem dalam penerimaan siswa (akses untuk siswa miskin setara)
Mutu Keluaran RSBI yang dikehendaki
Standar kompetensi lulusan yang mampu bersaing di level internasional. Dengan indikator pencapaian :
  • Siswa yang mempunyai integritas moral yang tinggi, beragama, jujur, pemecah masalah, mampu mengidentifikasi, mendifinisikan, dan menganalisa persoalan, mampu menformulasikan alternatif-alternatif pemecahan dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai hidup, mampu membuat pilihan yang tepat dari alternatif-alternatif tersebut dan kemudian mengembangkan strategi untuk pelaksanaan dan penilaian dari hasil pilihan tertsebut
  • Pembelajar sepanjang hidup yang mandiri yang diperlihatkan dengan kemampuan mencari, mengorganisasikan dan memproses informasi untuk kepentingan kini dan nanti.
  • Lulusan RSBI harus mempunyai pribadi yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan yang ditunjukkan dengan kesediaan menerima tugas, menentukan standar dan strategi yang tepat menyelesaikan tugas tersebut, juga secara konsisten bekerja menyelesaikan tugas tersebut, sert mampu mempertanggungjawabkan hasilnya.
  • Lulusan RSBI diharapkan juga bisa menjadi pemikir yang kreatif, siswa yang berani berspekulasi dengan meneliti dan mensintesakan cara-cara yang belum pernah dicoba untuk melahirkan ide baru.
  • Sebagai ciri lulusan sekolah berstandar internasional lulusan sekolah ini mampu menjadi komunikator yang efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa internasional yaitu bahasa Inggris)
  • Sekolah ini juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang memiliki pribadi yang memahami dirinya sendiri sebagai hasil dari penilaian diri terhadap kepercayaan, perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya dan hubungan dirinya dengan lingkungannya
  • Siswa tidak hanya akan dicetak menjadi pribadi yang mandiri namun juga harus mampu bekerjasama dengan orang lain baik sebagai anggota kelompok atau pemimpin kelompok
  • Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan di era global sarat dengan kompetensi ICT sehingga lulusan RSBI harus mempunyai keterampilan menggunakan sarana ICT untuk menunjang studinya.
  • Perpustakaan konvensional yang dikembangkan menjadi perpustakaan elektronik (Digital electronic) akan selalu menjadi media yang dekat dengan anak karena siswa diharapkan mempunyai kebiasaan membaca dan menulis yang baik dan sekaligus pembaca dan penulis yang baik
  • Sebagai syarat dari pemerintah bahwa setiap siswa SMA harus menempuh Ujian Nasional maka siswa RSBI harus menguasai materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan Ujian Nasional.
  • Sebagai pribadi yang harus berdampingan dalam masyarakat lulusan sekolah ini diharapkan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural
  • Wujud dari seseorang mempunyai kompetensi dan kemampuan siswa diharapkan mampu menghasilkan karya yang berkaitan dengan IPTEK, seni, sosial, atau hal positif yang lain.
PROGRAM PRIORITAS RSBI SMAN 1 Sukoharjo
1. Adaptasi kurikulum yang setaraf kurikulum Internasional
2. Pengembangan materi dan metode yang bervariasi
3. Pendampingan /outsourcing
4. Sistem Remedial Yang Terkontrol
5. Peningkatan kemampuan guru berbahasa Inggris
6. Kegiatan ekstra yang mendukung bahasa Inggris
7. Peningkatan kemampuan memecahkan soal secara mandiri
8. Peningkatan kemampuan guru mengajar dengan berbagai media
9. Kegiatan ekstra yang mendukung siswa berkarya
Dukungan dari masyarakat, pemerintah Kabupaten, pemerintah propinsi akan selalu bersinergi sehingga dambaan bahwa akan ada sekolah negeri yang terjangkau dengan sertifikasi internasional akan segera terwujud di Kota Sukoharjo.

PONDOK PESANTREN AS-SALAM SKH
Visi dan Misi

Visi dan Misi

VISI
Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah SWT.
MISI
Menyelenggarakan proses pendidikan Islamyang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap Spiritual, Inetelektual dan Moral guna mewujudkan kader umat yang menjadi rahmatan lil alamin (QS. 9 :122)

Mengembangkan pola kerja pondok pesantren dengan berbasis pada manajemenprofesional yang Islamiguna menciptakan suasana kehidupan di lingkungan pondok yang tertib, aman dan damai. (QS. 56: 26, QS 9:105, QS 67:2)

Meningkatkan citra positiflembaga pendidikan Pondok Pesantren yang berwawasan sains dan tehnologi Informasi serta berbudaya modern yang Islami. (QS. 39:18) 


TUJUAN
Tercapainya manusia yang berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang plural berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah 

MOTTO
Keseimbangan Spiritual, Intelektual dan Moral

PRINSIP LEMBAGA 
PPMI Assalaam berdiri diatas dan untuk semua golongan 


PANCA JIWA PONDOK 
Kesederhanaan
Keikhlasan
Kemandirian
Ukhuwah Islamiyah
Berpikir Bebas