Senin, 16 Mei 2011

kerajinan khas kota sukoharjo


kerajinan blangkon
kerajinan blangkon
BLANGKON
Sukoharjo (Soloraya Online), Kerajinan tradisional khas Jawa Blangkon kini mulai ditinggalkan masyarakat. Masyarakat sekarang mulai enggan menggunakannya. Dan jika masih ada yang menggunakan, hanyalah pada acara atau event tertentu saja.
Salah satu pengrajin Blangkon dari Desa Krajan Kecamatan Gatak sukoharjo Suyatno mengatakan, dalam sehari biasanya Suyatno mampu membuat 3 Blangkon yang tidak tentu ada yang membeli.
Namun demikian, Suyatno masih menekuni pekerjaannya tersebut karena masih merasa memiliki dan nguri-uri budaya Jawa. “saya tidak pernah memikirkan hasilnya bagaimana, yang jelas saya senang dengan pekerjaan ini karena iniadlah hidup saya sebagai orang jawa yang ikut nguri-uri budaya sendiri”tegasnya kepada Soloraya Online.
Suyatno sudah lebih dari 30 tahun menekuni sebagai perajin blangkon jawa dengan hasil yang pas pasan, yaitu hanya mampu memproduksi sehari maksimal 3 blangkon saja dengan harga kisaran Rp25 Ribu hingga Rp100 Ribu. Namun dirinya tidak pernah ngoyo  alias ngebet dalam hal pemasaran, yaitu hanya mengandalkan pemasaran tradisional yaitu berharap datangnya pemesan.
Disaat ada modal untuk biaya produksi dirinya akan memproduksi,  dan jika tidak ada modal, Suyatno, libur tidak membuat blangkon. Dirinya juga mengaku senag dengan profesinya, karena baginya blangkonmempunyai filsafah tersendiri.
”profesi ini saya tekuni sejak 30 tahun yang lalu hingga sekarang karena memang sayasenang. Sebenarnya banyak pejabt mulai dari pak harto prresiden hingga harmoiko sering membeli produk kami ketika saat itu mereka menjabat” pungkasnya
Digambarkan blangkon dengan bentuk lipatan menutup kepala dan dibelakangnya terapat benjolan memiliki arti, halus di depan dan mbendol di belakang. Artinya sebagai manusia harus bisa menyembunyikan atau meminimalisasi nafsu ambisi karena itu tidak baik. Menurutnya hidup yang wajar seadanya sopan halus di depan seperti blangkon karena rejeki sudah ada yang mengaturnya.( SO/Putra Kurnawan)

Tekstil - Sukoharjo


Tekstil
 Kabupaten Sukoharjo terkenal dengan nama sebutan kota tekstil karena lebih dari sepuluh perusahaan besar dan menengah bergerak di bidang tekstil telah menampung kurang lebih 61.268 orang tenaga kerja dengan jumlah produksi 545.570.000 meter per tahun, dan telah diekspor ke berbagai negara di Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Konsentrasi berbagai perusahaan tersebut terdapat di Kecamatan Grogol, Kartasura, dan Sukoharjo. Karena itu, tiga kecamatan ini cocok dijadikan klaster industri dan perdagangan. Di kecamatan lainnya tentu saja terdapat berbagai perusahaan, namun dalam jumlah yang lebih sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar